UPDATE NEWS

Sabtu, 22 September 2012

Makalah Kemiskinan di Atas Sumber Daya Alam Yang Melimpah


BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang kaya, berlimpahruah akan penghasilannya, suatu negara yang di penuhi dengan budaya, bahasa dan sumber daya alamnya. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau. Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia. Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah. Kekayaan alam Indonesia yang melimpah ruah dikelola oleh perusahaan-perusahaan asing. Perusahaan-perusahaan tersebut menguasai sumber-sumber kekayaan alam potensial seperti emas, nikel, gas, dan minyak bumi. Dari begitu banyak sumber daya alam yang dimiliki Indonesia, masyarakat Indonesia hanyalah sebagai buruh di tempat-tempat tambang tersebut. Padahal kekayaan tersebut adalah milik Indonesia. Tetapi masyarakat Indonesia tidak bisa merasakan kekayaan tersebut. Kemiskinan masih menjadi potret buram di negeri kita.
Kemiskinan itu sendiri mempunyai arti keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan. Sensus penduduk yang telah berlangsung di bulan Mei 2010 diduga akanmengalami peningkatan drastis. Diperkirakan jumlah penduduk Indonesia akanmencapai 231 juta jiwa atau naik 25 juta penduduk dibandingkan dengan sensus penduduk terakhir tahun 2000 yang mencatat adanya 206 juta penduduk Indonesia(BPS, 2000). Laju pertumbuhan penduduk di Indonesia juga mengalami fluktuasidiantara tahun 1996-2009. Dari data pertumbuhan penduduk bisa didapatkan jumlah penduduk miskin baik di kota maupun di desa. Kemiskinan penduduk dapat dianalisis melalui tingkat angkatan kerja, tingkat penduduk yang bekerja dan tingkat penduduk yang menganggur. Tingkat pendidikan yang rendah, Produktivitas tenaga kerja rendah, tingkat upah yang rendah, distribusi pendapatan yang timpang, kesempatan kerja yang kurang, kualitas sumberdaya alam masih rendah,  penggunaan teknologi masih kurang, etos kerja dan motivasi pekerja yang rendah, kultur/budaya (tradisi), politik yang belum stabil. Dari beberapa macam faktor itu, kami akan membahas masalah kemiskinan di Indonesia yang kaya sumber daya alam.

1.2       Identifikasi masalah :
-          Sumber Daya Alam apa saja yang dimiliki Indonesia?
-          Faktor- faktor apa saja yang menyebabkan kemiskinan?
-          Bagaimana cara mengatasi kemiskinan di Indonesia?
BAB II
ANALISA PERMASALAHAN


Indonesia memiliki kekayaan alam berupa minyak bumi, timah, gas alam, nikel, kayu, bauksit, tanah subur, batu bara, emas, dan perak  dengan pembagian lahan terdiri dari tanah pertanian  sebesar 10%, perkebunan sebesar 7%, padang rumput sebesar 7%, hutan dan daerah berhutan sebesar 62%, dan lainnya sebesar 14% dengan lahan irigasi seluas 45.970 km. Tetapi semua kekayaan alam indonesia yang melimpah ruah dikelola oleh perusahaan-perusahaan asing. Perusahaan-perusahaan tersebut menguasai sumber-sumber kekayaan alam potensial seperti emas, nikel, gas, dan minyak bumi. Indonesia adalah penghasil gas alam cair (LNG) terbesar di dunia (20% dari suplai seluruh dunia) juga produsen timah terbesar kedua.Indonesia menempati peringkat pertama dalam produk pertanian, yaitu: cengkeh (cloves) dan pala (nutmeg), serta peringkat dua dalam karet alam (Natural Rubber) dan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil).
Berbagai kekayaan alam yang dianugerahkan kepada Indonesia ternyata tidak diimbangi oleh kemampuan mengolah kekayaan tersebut secara efektif dan efisien. Masyarakat Indonesia hanyalah sebagai buruh di tempat-tempat tambang tersebut. Padahal kekayaan tersebut adalah milik Indonesia. Tetapi masyarakat Indonesia tidak bisa merasakan kekayaan tersebut. Lebih parahnya lagi pemerintah ternyata lebih mempercayakan pengolahan kekayaan alam yang melimpah ini kepada pihak asing, bukan memberikan kesempatan dan mengajarkan kepada rakyatnya sendiri untuk mengolah kekayaan tersebut untuk kemakmuran mereka. Kekayaan alam di negara-negara ini bukannya menyalurkan kesejahteraan ke tangan masyarakatnya, justru menjadi biang keladi bagi kemiskinan yang semakin merajalela. Fenomena tersebut acap disebut dengan kutukan sumber daya alam, atau resource curse.
Resource curse merupakan sebuah fenomena dimana daerah-daerah atau negara-negara yang kaya sumber daya alam mengalami sebuah kondisi dimana pertumbuhan perekonomian mereka tidak sepesat daerah atau negara yang tidak memiliki kekayaan alam. Bahkan dapat dikatakan bahwa kekayaan alam yang mereka miliki justru membawa masyarakat yang hidup dalam daerah atau negara tersebut ke sebuah kondisi yang penuh dengan konflik dan masyarakatnya hidup di dalam garis kemiskinan. . Secara sederhana, kutukan sumber daya alam menjelaskan kegagalan negara dalam menterjemahkan kekayaan alam menjadi alat pendorong kesejahteraan masyarakat.
Fenomena kutukan sumber daya alam secara mikro bisa kita amati di Indonesia. Di beberapa wilayah, justru kawasan-kawasan yang punya sumber daya alam melimpah terbukti memiliki HDI yang cukup rendah. Lihat saja Riau dengan produksi minyak terbesar, lalu Aceh dengan gas nya  dan Papua dengan tambang tembaga emasnya di Grasberg, ketiga daerah tersebut menjadi pusat kantong-kantong kemiskinan dan angka buta huruf cukup tinggi di Indonesia.
Sistem pendidikan di Indonesia cukup kacau, makanya banyak warganya yang buta huruf. Sebab-sebab kekacauan sistem pendidikan di Indonesia dimulai dari bergamnya peraturan pemerintah tentang pendidikan malah membuat pendidikan kita makin tak terbentuk. Kebijakan soal BHMN lalu BHP yang disahkan pemerintah dan sederet peraturan lain, membuat masyarakat bertanya mau dibawa kemana pendidikan Indonesia. Ditambah dengan deretan peraturan lain yang membuat rakyat kebingungan. Belum lagi soal kurikulum pendidikan Indonesia yang tidak jelas, berubah-ubah. Pendeknya, ganti mentri ganti kurikulum. Tidak lengkapnya fasilitas pendidikan di sekolah-sekolah yang berada di pelosok negeri juga mempengaruhi kualitas pendidikan di Indonesia. Fasilitas yang sama seperti sekolah-sekolah yang ada di perkotaan akan memberi pengaruh kepada pendidik untuk terus belajar dan mengajar. Hal tersebut juga akan memberi aspek positif kepada siswa maupun masyarakat lingkungan sekolah untuk lebih bersemangat dalam belajar.
Dalam pendidikan di Indonesia, kita kurang dilatih untuk berani mengemukakan gagasan, berani bertanggung jawab, berani salah/benar, berani menang/kalah dan keberanian-keberanian lain yang harus dilatih sejak dini (kecil), sehingga hasil pendidikan sekolah kita hanya lulus sebagai anak sekolah yang belajar tapi tidak terdidik. Hasilnya membuat bingung para lulusan SMA atau Sarjana karena ketika mereka menjadi makhluk sosial yang dituntut bertanggung jawab mereka tidak mampu.
Fenomena-fenomena kemiskinan di Indonesia ini dikarenakan rakyat Indonesia lebih dominan rasa malas. Kebanyakan rakyat Indonesia ingin mempunyai harta yang melimpah tanpa usaha yang keras dan rakyat Indonesia tidak mempunyai prinsip dan kepribadian yang kuat untuk menjaga kehormatan mereka. Pabrik dan gedung-gedung tinggi di Indonesia bisa dikatakan 70 % dimiliki orang asing dan yang menjadi buruh adalah orang dalam negeri, sedangkan pendatang menjadi bos mereka. Seandainya pemimpin bisa memudahkan dan tidak memahalkan biaya sekolah mungkin pemuda generasi penerus bisa mengubah Negara yang didominan orang bodoh ini menjadi Negara yang pintar dan maju, tapi tidak halnya dengan kepemimpinan Negara Indonesia, mereka seakan-akan tidak peduli cucu mereka yang juga akan hidup di bumi Indonesia ini.
Kebanyakan pemimpin rakyat Indonesia sudah sangat jarang mempunyai rasa peduli terhadap orang lain, bahkan sebagian dari mereka tertawa dari penderitaan orang lain. Keegoisan mereka membuat rakyat tidak bisa hidup makmur dan sejahtera. Mereka hanya memikirkan perutnya sendiri tanpa memikirkan rakyat Indonesia yang sebagian besar masih kelaparan. Dan yang lebih parah lagi pemimpin Indonesia tidak bisa jujur terhadap dirinya sendiri dan terhadap orang lain. Seandainya mereka tidak egois dan mempunyai rsa peduli terhadap orang lain, mungkin negara Indonesia jadi negara terkaya dan termakmur di asia. Semua itu bisa dilihat dari kekayaan yang dimiliki Indonesia. Tapi sayangnya rakyat hanya bisa bekerja tanpa merasakan manisnya keringat yang mereka keluarkan hasil jerih payah mereka malah dinikmati oleh para petinggi pemerintah yang duduk santai di kursi kepemimpinannya. Negara Indonesia sangat sulit menemukan pemimpin yang benar-benar adil dan peduli kepada rakyatnya.
Berdasarkan pasal 34 ayat 1 UUD 1945 yang menyatakan : “Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara”, dengan tegas dan jelas sekali menyatakan tugas pemerintah, yaitu memelihara fakir miskin dan anak-anak yang terlantar. Artinya tidak boleh ada seorangpun warga negara Indonesia yang menjadi pengemis, dan juga tidak boleh ada jutaan wanita Indonesia karena kemiskinan menjadi TKW di manca negara.
Pengangguran adalah seseorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapat pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Masalah pengangguran yang menyebabkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi maksimal, yaitu masalah pokok makro ekonomi yang paling utama. Pengagguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau tidak bekerja secara optimal. Faktor-faktor penyebab terjadinya pengangguran :
1.      Besarnya angkatan kerja tidak seimbang dengan kesempatan kerja. Hal ini terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada kesematan kerja yang tersedia. Jika pemerintah terus menerus menambah angkatan kerja baru, tanpa memperhatikan kualitas dan kebutuhan dan hanya digunakan untuk mengurangi pengangguran maka ini hanya akan membebani APBN, terutama untuk membayar gaji angkatan kerja yang jumlahnya trilyunan.
2.      Strutuktur lapangan kerja tidak seimbang.
3.      Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyedia tenaga terdidik tidak seimbang. Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar daripada angkatan kerja, pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasannya belum tentu terjadi kesesuaian antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia. Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.
4.      Penyediaan dan pemanfaatan tenaga kerja antar daerah tidak seimbang. Jumlah angkatan kerja di suatu daerah ungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu Negara ke Negara lainnya.
Wilayah Indonesia sangatlah luas, sehingga sulit bagi pemerintah untuk menjangkau seluruh wilayah dengan perhatian yang sama. Hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan masalah kesehatan, mutu pangan dan pendidikan antar wilayah perkotaan dengan wilayah yang tertinggal jauh dari perkotaan. Sampai saat ini sudah banyak program yang dicanangkan pemerintah untuk mengurangi angka kemiskinan di Indonesia, diantaranya adalah BLT, PNPM mandiri, dana BOS, dan KUR. Namun belum bisa menunjukan hasil yang nyata, karena banyak program yang tidak efektif sehingga menyebabkan program pemerintah ini tidak berjalan sebagaimana mestinya.



BAB III
PENUTUP

5.1       Kesimpulan
1.      Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah namun tidak bias di mamfaatkan dengan maksimal.
2.      Faktor-faktor penyebab kemisikinan di Indonesia adalah sifat malas, pendidikan, pemimpin yang kurang bertanggung dan jawab dan kurang meratanya peluang kerja sehingga menyebabkan banyaknya pengangguran.

5.2       Saran
Sebagai mahasiswa, ini menjadi tugas penting untuk membantu pemerintah untuk mengatasi kemiskinan yang ada di Indonesia. Hal-hal yang dapat dilakukan tidak hanya tindakan secara langsung. Namun bisa melakukan dari hal yang kecil seperti: 
1.            Menanamkan rasa jujur
2.            Meningkatkan kreativitas
3.            Menumbuhkan rasa cinta tanah air
4.            Memanfaatkan waktu seefektif mungkin
5.            Disiplin waktu
  
Yang mau data aslinya bisa download di Makalah PKN dan untuk data presentasinya di Powerpoint PKN

8 komentar:

  1. ternyata indonesia masih di jajah juga oleh orang asing

    BalasHapus
  2. seharusnya indonesia bisa memanfaatkan sumber daya alam dengan baik,dan jngan di kelola oleh warga asing

    BalasHapus
    Balasan
    1. mau di kata apa lagi. Nasi sudah menjadi bubur. Indonesia telah terikat kontrak dengan perusahaan asing, bila ingin mengelolanya sendiri, Indonesia harus menunggu kontrak dengan perusahaan asing habis terlebih dahulu. .

      Hapus
  3. kenapa daftar pustakanya ga sekalian di post juga?

    BalasHapus
  4. Bisa minta daftar pustaka nya?

    BalasHapus

ANDA SUKA DENGAN ISI ARTIKEL BLOG SAYA?? JANGAN LUPA UNTUK DI KOMEN, LIKE DAN FOLLOW YA. DAN INGAT, HARUS SOPAN. . .
HARAP MENULIS NAMA BILA KOMEN, AGAR KITA LEBIH SALING MENGENAL. SALAM BLOGGING. . .

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...