UPDATE NEWS

Minggu, 25 Desember 2011

LAPORAN PERCOBAAN 4 KESETIMBANGAN: HASIL KALI KELARUTAN


ABSTRAK

Percobaan ini bertujuan untuk membuat suatu larutan jenuh, menentukan kelarutan, dan menentukan hasil kali kelarutan garam CaCO3. Prosedur kerja yang digunakan pertama-tama adalah mencampurkan CaCO3 jenuh dengan HCl, kemudian pada larutan tersebut ditambahkan NaOH dan indikator metil jingga, kemudian larutan tersebut dititrasi dengan larutan HCl hingga terjadi perubahan warna dari kuning menjadi merah muda. Titrasi sampai 3 kali. Setelah didapatkan rata-rata volume HCl yang digunakan, barulah nilai Ksp nya dapat dihitung.
Hasil kali kelarutan atau Ksp merupakan hasil kali konsentrasi ion-ion yang terlarut dalam larutan tersebut dimana pada suhu tertentu terjadi kesetimbangan antara konsentrasi ion-ion tersebut dengan padatannya. Setelah dilakukan perhitungan, ternyata harga Ksp yang didapatkan berbeda dengan nilai teoritisnya. Pada perhitungan didapatkan harga Ksp CaCO3 sebesar 4 x 10-6 M2 sedangkan secara teoritis adalah 4,9 x 10-9 M2. Perbedaan yang besar ini dikarenakan ion yang berperan serta dalam kesetimbangan kelarutan secara bersamaan juga terlibat dalam kesetimbangan asam basa atau ion kompleks. Faktor lainnya yang berpengaruh adalah bahan-bahan yang dipergunakan sudah lebih dahulu teroksidasi, selain itu kurang sterilnya alat-alat yang digunakan sehingga akan  mempengaruhi konsentrasi larutan tersebut, dan kurang tepatnya praktikan pada saat mengukur volume larutan

Kata kunci : Larutan, ksp, kesetimbangan, kelarutan, larutan jenuh.














PERCOBAAN 4
KESETIMBANGAN: HASIL KALI KELARUTAN


4.1 PENDAHULUAN

4.1.1 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah membuat larutan jenuh CaCO3, menentukan kelarutan garam CaCO3 dan menentukan hasil kali kelarutan garam CaCO3.

4.1.2 Latar Belakang
Kelarutan adalah jumlah zat terlarut yang membentuk suatu larutan jenuh dengan pelarutnya pada suhu tertentu. Kelarutan zat-zat yang ada berbeda-beda antara satu dengan lainnya dan pada konsentrasi yang sama. Pada umumnya kelarutan suatu zat tertentu tergantung temperatur dan ion-ionnya.
Dalam perindustrian ada banyak aplikasi yang digunakan berdasarkan reaksi kesetimbangan. Misalnya pembuatan ammonia menurut Haber-Bosch, dan pembuatan asam sulfat menurut proses kotak industri. Dalam proses industri tersebut kondisi reaksi diusahakan menggeser kesetimbangan ke arah produk dan meminimalkan reaksi balik.
Pada percobaan ini, dimaksudkan agar praktikan dapat dalam menentukan kelarutan. Dalam kelarutan tersebut juga seorang praktikan dapat menentukan hasil kali kelarutan suatu garam. Hal ini ditentukan dengan menggunakan konsep kesetimbangan kimia.






4.2 DASAR TEORI

Konsentrasi kesetimbangan mencerminkan kecendrungan intrinsik atom untuk hadir sebagai molekul-molekul reaktan atau produk,meskipun sejumlah konsentrasi yang memenuhi kondisi setimbang tersebut bisa terjadi begitu besar,hanya ada satu rumus umum dalam larutan adalah:
aA(aq)+bB(aq)↔cC(aq)+dD(aq)……………………………………………...(4.1)
K = [C] ͨ  [D] ͩ ………………………………………………………………….(4.2)
       [A] ͣ [B] ᵇ
………………………………………………………………....….(4.2)
Pangkat-pangkat dalam rumus diatas adalah koefisien-koefisien dari reaktan dan produk tersebut di dalam persamaan reaksi yang sudah setimbang (Underwood,1999: 432).
Kesetimbangan berlangsung apabila larutan jenuh dari garam yang sedikit larut bersentuhan dengan garam yang belum larut. Misalnya,beberapa gram garam yang sedikit larut dibenamkan dalam gelas air. Hanya sekuantitas kecil akan larut dan menghasilkan ion-ion dalam larutan. Persamaan yang dapat ditulis yaitu suatu larutan asam klorida ditambahkan ke suatu larutan perak nitrat:
AgCl(s)↔Ag++Cl¯……………………………………………………………(4.3)
Tetapan kesetimbangan untuk reaksi pelarutan ini adalah:
Kc = [Ag+][Cl¯]………………………………………………………………..(4.4)
            [AgCl]
 ………………….……………………………………………..(4.4)
Untuk suatu larutan jenuh perak klorida,pengaruh zat padat yang terlarut AgCl (s),berapa saja adalah konstan,tidak bergantung pada banyaknya zat yang tidak terlarut yang terdapat pada penjenuhan:
[AgCl(s)] = K atau (Kc) (K) = Ksp = [Ag+] [Cl¯]…………………………….(4.5)
Hasil kali dua tetapan (Kc) (K) dinyatakan sebagai tetapan Ksp yang disebut tetapan hasil kali kelarutan untuk AgCl,tetapan itu sama dengan hasil kali konsentrasi ion Ag+ dan Cl¯ dalam mol per liter larutan jenuh. Untuk persamaan umum,persamaan kesetimbangan pelarut adalah:
AmBn(s)↔mAn++nBm-………………………………………………………...(4.6)
Dengan rumus Ksp-nya:
Ksp = [An+]m  [Bm-] n …………………………………………………………..(4.7)
(Keenan,1986: 2).
       Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan:
1.    Konsentrasi, jika konsentrasi suatu zat ditingkatkan, kesetimbangan bergeser menjauhi zat tersebut dan sebaliknya.
2.    Tekanan, jika tekanan ditambah, kesetimbangan bergeser ke jumlah koefisien yang kecil dan sebaliknya.
3.    Volume, jika volume diperbesar maka kesetimbangan bergeser ke jumlah yang besar, dan sebaliknya.
4.    Suhu, jika suhu dinaikkan, kesetimbangan bergeser ke reaksi endoterm, dan jika suhu diturunkan maka kesetimbangan bergeser ke reaksi eksoterm, jika reaksi bergeser ke kanan, Kc bertambah, dan jika reaksi bergeser ke kiri Kc berkurang.
(Amelia,2010).
       Setiap zat, baik elektrolit maupun non-elektrolit selalu dapat larut dalam zat cair. Sering kita dengar orang mengatakan dapat larut atau tidak dapat larut, padahal pelarut yang digunakan adalah zat cair. Sebenarnya, dalam hal itu lebih tepat dikatakan mudah larut atau sukar larut. Elektrolit-elektrolit ada yang terdiri dari beberapa macam garam dan basa yang mempunyai bentuk padat dan sukar larut dalam air. Meskipun demikian, apabila zat-zat tersebut dilarutkan dalam air maka sebagian kecil dapat larut juga. Bagian zat yang larut tersebut mengalami ionisasi. Larutan dapat dikelompokkan dalam 3 kategori, yaitu larutan jenuh, kurang jenuh, dan lewat jenuh:
a.    Larutan kurang jenuh adalah larutan yang masih dapat melarutkan zat terlarut.
b.    Larutan jenuh adalah larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut.
c.    Larutan lewat jenuh adalah larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut, sehingga terdapat endapan.
(Ratih,2001: 57-58).
       Kelarutan adalah jumlah zat yang dapat larut sehingga menjadi larutan tepat jenuh dalam 1 liter pelarut. Kelarutan dapat dipengaruhi oleh temperatur. Kenaikan temperatur pada umumnya akan memperbesar kelarutan suatu zat. Kelarutan suatu zat padat (garam atau basa) dalam air pada temperatur tertentu menyatakan banyaknya mol zat tersebut yang dapat larut dalam 1 liter air, sehingga terbentuk suatu larutan tepat jenuh. Jadi, satuan untuk kelarutan zat adalah mol/liter atau gram/liter. Terdapat perbedaan mendasar antara kelarutan dan hasil kali kelarutan. Perbedaannya  terletak pada zat terlarut dan pelarut yang digunakan. Pada kelarutan, zat terlarutnya sembarang, boleh zat elektrolit atau zat non-elektrolit, sehingga pelarutnya juga sembarang zat cair. Lain halnya dengan hasil kali kelarutan, zat terlarutnya hanya zat elektrolit yang sukar larut dalam air dan pelarutnya juga hanya air (Ratih,2001: 58).
       Zat-zat beserta ion-ionnya yang sukar larut dalam air berada dalam kesetimbangan dan mempunyai harga tetapan kesetimbangan (K) sangat kecil. Untuk menyatakan jumlah ion yang berada dalam kesetimbangan pada zat yang sukar larut dalam larutan tepat jenuh digunakan istilah hasil kali kelarutan. Hasil kali kelarutan adalah hasil kali konsentrasi ion-ion dalam larutan tepat jenuh dipangkatkan koefisien reaksi. Hasil kali kelarutan ditulis dengan notasi Ksp (sp=solubility product). Kelarutan zat elektrolit yang sukar larut dalam air ditulis dengan notasi s, satuannya mol/liter (Ratih,2001: 58).
       Khusus untuk zat elektrolit,terdapat hubungan antara kelarutan dan hasil kali kelarutan. Hal itu dapat terlihat pada larutan,baik larutan kurang jenuh, tepat jenuh, maupun lewat jenuh. Larutan kurang jenuh jika hasil kali konsentrasi ion-ion dipangkatkan koefisien  <  Ksp. Larutan tepat jenuh jika hasil kali konsentrasi ion-ion dipangkatkan koefisien = Ksp. Larutan lewat jenuh jika hasil kali konsentrasi ion-ion dipangkatkan koefisien  >  Ksp. Mengacu pada definisi di atas untuk elektrolit AxBy menjadi: Jika [Ay+]x. [Bx-]y < Ksp AxBy, berarti larutan kurang jenuh. Jika [Ay+]x. [Bx-]y = Ksp AxBy, berarti larutan tepat jenuh. Jika [Ay+]x. [Bx-]y  > Ksp AxBy, berarti larutan lewat jenuh (Ratih,2001: 62).
       Reaksi kimia berlangsung maka laju reaksi berkurang dan konsentrasi pereaksi berkurang. Dalam banyak hal setelah waktu tertentu reaksi dapat berkesudahan,yaitu semua pereaksi habis bereaksi. Namun banyak reaksi tidak berkesudahan dan pada perangkat kondisi tertentu, konsentrasi pereaksi dari produk reaksi menjadi tetap. Reaksi demikian disebut reaksi reversible dan mencapai kesetimbangan. Pada reaksi ini produksi reaksi menjadi tetap dan reaksi pada semacam ini produk reaksi yang terjadi bereaksi membentuk pereaksi. Ketika reaksi berlangsung laju reaksi ke depan (ke kanan) sedangkan laju reaksi sebaliknya bertambah, sebab konsentrasi pereaksi berkurang dan konsentrasi pereaksi bertambah (Wilson,1998).


























4.3 METODOLOGI PERCOBAAN

4.3.1 Alat dan Rangkain Alat
       Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah:
Ø  Statip                                                                     
Ø  Buret                                                                     
Ø  Corong                                                                  
Ø  Botol semprot                                                    
Ø  Propipet                                                               
Ø  Pipet tetes                                                          
Ø  Pipet gondok 10 ml
Ø  Pipet gondok 15 ml
Ø  Pipet gondok 25 ml 
Ø  Erlenmeyer 250 ml    
Ø  Gelas piala 250 ml
Ø  Gelas piala 2000 ml
                          
4.3.2 Bahan
       Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah:
Ø  Larutan jenuh
Ø  Larutan HCl 1 M
Ø  Larutan NaOH 1 M
Ø  Indikator metil jingga
Ø  Akuades

4.3.3 Prosedur Kerja
1.      Mengambil larutan jenuh CaCO3 sebanyak 25 ml,kemudian memasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml.
2.      Menambahkan larutan HCl 1 M sebanyak 5 ml ke dalam Erlenmeyer 250 ml.
3.      Menambahkan larutan NaOH 1 M sebanyak 10 ml dan menambahkan
indikator metil jingga sebanyak tiga tetes.
4.      Memasukkan larutan HCl 1 M ke dalam buret.
5.      Mentitrasi larutan hasil campuran kerja (3) dengan larutan HCl dari buret. Hentikan titrasi jika larutan telah berubah warna dari kuning menjadi merah muda,mencatat volume HCl 1 M. Mengulang titrasi sampai 3 kali dengan mengulangi langkah 1-5.
6.      Merata-ratakan volume HCl 1 M. Menghitung Ksp CaCO3 dan membandingkan dengan harga Ksp teoritisnya.

             











4.4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.4.1 Hasil
       Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Pada Larutan CaCO3
No.
Langkah Kerja
Hasil Pengamatan
1.
Mengambil larutan jenuh CaCO3 25 ml dan memasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml.
Warna bening
2.
Menambahkan HCl 1 M sebanyak 5 ml.
Tetap bening
3.
Menambahkan NaOH 1 M 10 ml.
Tetap bening
4.
Menambahkan metal jingga 3 tetes.
Berubah menjadi kuning
5.
Mentitrasi dengan HCl yang miniskus awalnya 1,6 ml dan miniskus akhir 6,7 ml.
Warna berubah menjadi merah muda
V1 = 5,1 ml
6.
Pengulangan kedua dengan miniskus awal 6,7 ml dan akhir 11,8 ml.
V2 = 5,1 ml
7.
Pengulangan ketiga dengan miniskus awal 11,8 ml dan akhir 16,9 ml.
V3 = 5,1 ml
8.
Menghitung rata-rata volume HCl yang dipakai untuk titrasi.
        = 5,1 ml

4.4.2 Pembahasan
Pada percobaan ini praktikan menjelaskan tantang CaCO3,yaitu kesetimbangan garam CaCO3 dengan kelarutan dan hasil kali kelarutan. Larutan jenuh CaCO3 adalah larutan yang tepat akan mengendap apabila di dalamnya ditambahkan padatan CaCO3, dimana padatan tersebut tidak akan larut dan membentuk endapan kembali. CaCO3 merupakan garam yang mempunyai sifat elektrolit dan juga mempunyai kesetimbangan yang tergolong kecil.
Saat percobaan dimulai, dilakukan pencampuran larutan jenuh CaCO3 dengan larutan HCl 1 M. Pencampuran larutan jenuh CaCO3 dengan larutan HCl 1 M dimaksudkan untuk menjadikan HCl sebagai pelarut untuk melarutkan endapan CaCO3, karena CaCO3 mudah larut dalam HCl. Reaksi yang terjadi adalah:
CaCO3 + 2HCl → CaCl2 + H2O + CO2
Dari reaksi diatas terlihat bahwa koefisien pada HCl lebih besar daripada koefisien CaCO3 karena Ca2+ dan Cl2-. Jadi, untuk bereaksi dengan Ca2+ pada CaCO3 maka akan diperlukan 2 kali HCl yang memiliki H+ dan Cl-,sehingga akan terbentuk CaCl2.
Reaksi yang terjadi tersebut berakibat menyisakan HCl karena tidak diketahui banyaknya Ca2+ yang ada di dalam larutan CaCO3, sehingga ketika dilakukan penambahan larutan NaOH 1 M, maka HCl yang berlebih tersebut akan bereaksi dengan NaOH. Reaksi yang terjadi adalah:
HCl + NaOH → NaCl + H2O
Setelah penambahan NaOH, larutan tersebut ditambahkan metil jingga yang mempunyai trayek pH sebesar 3,1 - 4,4 sebanyak 3 tetes. Sehingga larutan tersebut yang pada saat ditambahkan HCl dan NaOH tetap berwarna bening, berubah menjadi berwarna kuning. Ini menandakan dalam larutan masih terdapat HCl sisa, oleh karena itu dilakukan titrasi untuk mengetahui banyaknya volume HCl yang diperlukan agar bereaksi dengan NaOH.
Titrasi dilakukan hingga terjadi perubahan warna dari kuning menjadi merah muda, karena pada saat ini larutan telah setimbang dan mencapai titik ekuivalen. Titik ekuivalen yaitu titik dimana perbandingan konsentrasi asam yaitu HCl yang bereaksi sama dengan konsentrasi NaOH sebagai basa yang bereaksi. Dengan kata lain titik saat asam (HCl) dan basa (NaOH) telah tepat habis bereaksi.
Kesetimbangan yang terbentuk pada percobaan kali ini adalah kesetimbangan heterogen, yaitu kesetimbangan dengan 2 fase lebih atau wujud yang berbeda. Reaksinya dapat ditulis:
CaCO3 + 2HCl + 2NaOH ↔ CaCl2 + Na2CO3 + 2H2O
Dalam percobaan ini dilakukan tiga kali titrasi. Titrasi dilakukan untuk mengetahui banyaknya volume HCl yang digunakan untuk bereaksi dengan NaOH. Pada proses titrasi tersebut didapatkan volume HCl yang digunakan pada titrasi pertama sebesar 5,1 ml, kedua sebesar 5,1 ml, dan ketiga juga tetap sebesar 5,1 ml, sehingga dirata-ratakan volumenya tetap sebesar 5,1 ml.
Pada perhitungan Ksp garam CaCO3,diperoleh harga Ksp adalah 4x10-6 M2. Harga Ksp dari perhitungan tersebut ternyata tidak sama dengan harga nilai Ksp teoritisnya, yaitu 4,8x10-9 M2. Perbedaan ini kemungkinan terdapat kesalahan beberapa faktor saat titrasi. Beberapa faktor tersebut seperti pengukuran volume bahan, ketika pengenceran, suhu ruangan yang tidak sesuai sejumlah 25o C, dan juga pada kebersihan alat-alat yang kemungkinan kurang bersih atau terkontaminasi dengan zat lain sehingga mengakibatkan data yang diperoleh masih kurang akurat.





















4.5 PENUTUP

4.5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari percobaan ini adalah:
1.    Larutan jenuh adalah larutan yang terbentuk dalam keadaan dimana ion-ion yang larut kembali membentuk padatan.
2.    Kelarutan adalah jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah pelarut tertentu.
3.    Hasil kali kelarutan adalah hasil kali konsentrasi ion-ion pada larutan tepat jenuh dipangkatkan koefisien reaksi masing-masing.
4.    Kelarutan garam CaCO3 yang diperoleh dari percobaan ini sebesar 0,002 M
5.    Nilai Ksp CaCO3 yang didapat pada percobaan ini sebesar 4x10-6 M2.

4.5.2 Saran
Sebelum memulai praktikum,hendaknya praktikan terlebih dulu mengecek semua alat-alat yang akan digunakan agar dalam keadaan steril. Praktikan juga diharapkan fokus dan teliti terhadap percobaan, agar hasil yang didapat maksimal dan juga akurat. Karena jika terjadi keteledoran pada percobaan maka hasil yang didapat mungkin akan berbeda dengan teoritis.












DAFTAR PUSTAKA

Amelia.2010.”Kesetimbangan Kimia”.
          www.slideshare.net
          Diakses pada 19-10-2011.

Keenan,C.W.1986.”Kimia Untuk Universitas”.Erlangga: Jakarta.

Ratih,Kartini.2001.”Sains Kimia 3a”.Bumi Aksara: Jakarta.

Underwood,A.L,dkk.1999.”Analisa Kimia Kuantitatif”.Erlangga: Jakarta.

Wilson.1998.”Organic Chemistry”.
          www.wordpress.co.id
          diakses pada 19-10-2011.


NB: File diatas ada beberapa yang dihilangkan seperti gambar, karena tidak bisa copy paste langsung. Namun bagi kawan-kawan yang ingin mendownload filenya bisa mendownload file yang aslinya dengan gambar. Silakan download disini 

0 komentar:

ANDA SUKA DENGAN ISI ARTIKEL BLOG SAYA?? JANGAN LUPA UNTUK DI KOMEN, LIKE DAN FOLLOW YA. DAN INGAT, HARUS SOPAN. . .
HARAP MENULIS NAMA BILA KOMEN, AGAR KITA LEBIH SALING MENGENAL. SALAM BLOGGING. . .

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...